info sangatta

info sangatta

Kamis, 03 Januari 2013

Satwa di TNK Masih Beragam

SANGATTA. Meski sekitar 20 persen
luasan hutan di kawasan Taman Nasional
Kutai (TNK) mulai berubah menjadi
wilayah pemukiman dan perkebunan
masyarakat, namun masih memiliki
keanekaragaman jenis satwa. Termasuk
binatang jenis mamalia, khas pulau
Kalimantan, burung dan jenis reptelia.
Menurut Kepala Resort Balai TNK
Sangatta Arif Suliyono kepada wartawan,
beberapa waktu lalu, bila melihat kondisi
di sepanjang perjalanan jalan poros
Sangatta- Bontang nampak hampir tidak
ada lagi hutan. Yang ada kebun garapan
warga yang ditanami berbagai jenis
komoditi seperti karet, pisang dan
tamanan lain yang bernilai ekonomi. Tapi
di sana, dari jalan raya masuk ke dalam,
sebagian hutannya masih alami dan
menjadi habitat satwa khas TNK.
Dijelaskan, dari 13 spesies primata
Kalimantan, sebelas diantaranya berada
di kawasan TNK dan 5 jenis satwa
tergolong endemik Kalimantan. Selain
orangutan, terdapat Bekantan yang dapat
dijumpai pada hutan bakau, juga di hutan
sepanjang sungai serta Owa-owa.
Kemudian satwa jenis mamalia lain yang
dapat dijumpai di kawasan TNK adalah
banteng, rusa sambar, kijang muntjak
dan kancil; beruang madu, macan dahan
dan kucing berbercak.
“Dari hasil pantauan yang kami lakukan,
sejumlah satwa ini masih dapat dijumpai,
baik secara langsung maupun melalui
jejak-jejaknya di berbagai bagian dalam
kawasan TNK,” katanya.
Arif menjelaskan, awalnya terdapat 330
species burung yang merupakan lebih
dari separuh keseluruhan jumlah burung
di Kalimantan. Namun seiring dengan
kebakaran hutan yang terjadi dan
perambahan, populasinya berkurang.
Padahal kawasan TNK termasuk daerah
yang penting bagi burung Kalimantan.
Seperti untuk jenis cangak laut, bangau
tong-tong, kuntul cina, punai besar, paok
kepala biru, cucak rawa serta burung-
burung lahan basah yang bermigrasi.
Bahkan kini terdapat sembilan jenis
berstatus rentan, dan tujuhbelas jenis
burung berstatus terancam punah, seperti
Egretta sacra, Accipiter soloensis, Sturnus
sinensis, Lanius schach, Pericrocotus
ignaeus, Pericrocotus divaricatus.
Sedangkan untuk jenis reptelia seperti
jenis buaya muara, buaya senyulong,
biawak, ular kobra, ular pyton, kadal
terbang dan sebagainya masih banyak
hidup dan terdapat di dalam kawasan
TNK. Untuk buaya muara hidupnya di
muara-muara sungai seperti Muara
Sungai Sangkima, Teluk Pandan dan
Kandolo. Namun kini habitatnya
terganggu oleh pembukaan lahan untuk
tambak masyarakat. Oleh karena itu,
jangan heran kalau buaya masuk
kampung. (kmf2/kpnn/ama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar