info sangatta

info sangatta

Kamis, 03 Januari 2013

Pemkab Kutim Tetap Prioritaskan Lingkungan

SANGATTA. Di tengah geliat
pembangunan di Kutim, pemkab tetap
utama aspek lingkungan. Hal ini juga
berlaku pada pembangunan yang
dilakukan swasta. Sebagai bentuk nyata
komitmen tersebut, Bupati Kutim Isran
Noor menjadikan 2013 ini, sebagai Tahun
Peduli Lingkungan.
“Tahun 2013 ini Pemkab mengambil
kebijakan sebagai tahun Pembangunan
Peduli peduli Lingkungan,” kata Isran
Noor, di depan wartawan, Wakil Bupati
Kutim Ardiansyah Sulaiman serta
sejumlah pejabat Pemkab Kutim lainnya.
Dikatakan, dengan kebijakan itu, maka
apapun yang dibangun, harus peduli
lingkungan. Terutama dengan
pengelolaan sumber daya alam tidak
terbaharukan, seperti tambang, maka
harus memperhatikan aspek lingkungan.
Lain halnya dengan pembangunan untuk
pemanfaatan sumber daya alam yang
terbaharukan, seperti pembangunan
perkembunan yang telah lama
dicanangkan, itu tidak merusak
lingkungan.
“Terutama masalah tambang, Pemkab
Kutim sangat konsen dalam menjaga
lingkungan. Karena pertimbangan
lingkungan, maka Pemkab Kutim tidak
menerima investor untuk melakukan
penambangan di lahan yang kurang dari
5.000 hektare. Karena dengan luas lahan
yang besar, maka tanggungjawab
lingkungan juga akan sangat besar,
karena itu, perusahan yang modal kecil,
tidak mungkin melakukan penambangan,”
katanya.
Karena persyaratan  yang ketat,  terutama
dalam pengelolaan lingkungan, sehingga
meskipun sudah banyak KP (Kuasa
Pertambangan) yang mendapat izin di
Kutim, hingga kini hanya satu yang telah
beroperasi, yaitu PT Damanka.
Itupun, sempat di setop melakukan
ekpoitasi, karena masalah lingkungan.
Karena itu, agar kembali beropersi harus
melakukan perbaikan lingkungan sesuai
dengan Amdal yang telah ditentukan.
“untuk memperketat pengawasn
tambang, Dinas Pertambangan telah
mengirim inspektur tambang untuk
mengikuti pelatihan, agar inspektur
tambang dalam mengawasi tambang
yang ada lebih serius,” jelas Isran.
Selain adanya pengawasan inspektur
tambang, pengelolaan lingkungan
tambang juga diawasi oleh BLH (Badan
Lingkungan Hidup). Sehingga dengan
pengawasan yang ketat, maka tidak ada
masalah lingkungan yang muncul di
Kutim.
Sementara dalam pengelolaan sumber
daya alam terbaharukan, seperti
perkembunan terutama perkebunan sawit,
Isran mengatakan, akan terus
dilanjutkan. Sebab terbukti dari penelitian
yang dilakukan dalam sepuluh tahun
belakangan, banjir di Sangatta,
berkurang. Sebab perkebunan sawit,
ternyata mampu menyerap air yang
banyak.
“Dulu banjir sering berminggu-minggu.
Sekarang hanya beberapa jam, sudah
hilang. Artinya, perkebunan selain
menguntungan dari segi ekonomi bagi
masyarakat, juga menguntungkan dari
segi lingkungan. Termasuk, dalam
sepuluh tahun terakhir ini, tak ada lagi
kebakaran hutan, sebab ada kepedulian
dari warga untuk mematikan api, agar
tidak membakar kebun mereka. Tidak
sama saat semuanya masih hutan,
masyarakat hanya membiarkan api dan
membakar hutan yang mengakibatkan
kerusakan lingkungan yang besar,”
katanya. (jn/ama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar