info sangatta

info sangatta

Jumat, 14 Desember 2012

Cerai karena Mr P Suami Kebesaran

SAMARINDA tercatat sebagai daerah
dengan tingkat perceraian tertinggi
dibanding enam kabupaten/kota lainnya
di Kaltim. Ini merujuk angka yang terdata
pada Pengadilan Tinggi Agama (PTA)
Kaltim. Pasangan yang bercerai di Kota
Tepian medio Januari-Agustus tahun ini
sudah menyentuh angka 1.494. Disusul
Balikpapan dengan perceraian yang
berjumlah 1.285 pasangan, dan Kutai
Kartanegara (Kukar) dengan 1.104 kasus
perceraian. Di kawasan utara Kaltim,
Tarakan tercatat yang tinggi dengan 381
kasus perceraian, sedangkan di Nunukan
ada 193 kasus. (lihat grafis).
Panitera Muda (Panmud) Hukum PTA
Kaltim Musthapa mengatakan, ada 15
faktor penyebab perceraian yang
diklasifikasikan pihaknya. Yang
mendominasi masih tercatat secara
umum, yakni ketidakharmonisan rumah
tangga dengan jumlah 1.824 kasus.
Disebabkan karena pasangan tidak
bertanggung jawab ada 1.057 kasus dan
744 kasus karena gangguan pihak ketiga.
Sedangkan faktor ekonomi yang
menyebabkan perceraian ada 676 kasus.
“Sisanya, ada 217 kasus karena cemburu
dan 159 kasus akibat kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT). Variatif memang
kalau melihat penyebabnya,” kata dia,
awal pekan ini.
Kepada Kaltim Post , Musthapa bercerita,
selama menjadi hakim, tak jarang ada
kasus yang kadang “tidak” rasional
dijadikan penyebab perceraian. “Pernah
ada yang cerai karena punya (Mr P/
penis) suaminya terlalu besar. Seukuran
anak kucing yang baru lahir bilang dia
(pengakuan istri),” katanya, mengutip
istri yang meminta cerai. Ada juga yang
meminta cerai karena suaminya tidak
mampu lagi memenuhi kebutuhan
biologis istri.
“Gara-garanya, suaminya itu setiap tugas
keluar kota pasti main perempuan,
istrinya tahu itu,” tuturnya.
Nah, karena mau berhenti selingkuh, si
suami mendatangi dukun dan minta obat
agar Mr P-nya ‘tidak dibangunkan’ lagi.
Hasilnya, si suami benar-benar tidak
bernafsu pada perempuan. Nahasnya, itu
terjadi pula pada istrinya. “Pas dia ke
dukun itu lagi minta dijadikan normal,
dukunnya sudah meninggal,” ucapnya.
Itu, lanjutnya, masuk kategori karena
hubungan yang tidak harmonis
menyebabkan perceraian.
Ada juga yang setelah menikah baru tahu
ternyata suaminya gay. “Sehat secara
fisik, tapi secara biologis tidak seperti
laki-laki,” ucapnya. Ada pula, yang tidak
bertanggung jawab, meninggalkan
istrinya begitu saja seperti lagu Bang
Toyib. “Si suami tidak ada kabar dan
tidak menghiraukan lagi,” sebutnya.
Bahkan, ada yang tega melakukan
kekejaman pada istrinya. “Ada yang
suaminya itu ninggalin istri dan nikah lagi
secara siri. Istrinya tahu itu tapi karena
masih mikirin anak mereka, jadi bertahan
enggak mau cerai. Akhirnya istrinya
diteror, diancam. Sudah enggak tahan
lagi akhirnya cerai,” paparnya.
Dia menjelaskan, ketidakharmonisan
rumah tangga yang jadi faktor utama
penyebab perceraian, banyak terjadi
karena gangguan pihak ketiga, meski ini
dibagi lagi dalam beberapa kategori.
“Suami khususnya harus bisa jaga iman
dan istri juga harus mampu
melaksanakan kewajibannya. Toh, tidak
ada ruginya hidup rukun,” terangnya,
memberi nasihat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar