info sangatta

info sangatta

Senin, 07 Januari 2013

Golden Energy Targetkan Produksi 7 Juta Ton

JAKARTA, - Anak
usaha PT Dian Swastika Sentosa Tbk
(DSSA), PT Golden Energy Mines Tbk
(GEMS), bertekad memacu produksi
batubara hingga mencapai 7 juta ton di
tahun ini. Tahun lalu, target produksi
batubara Golden Energy berkisar 5,5 juta
ton sampai dengan 6 juta ton.
Saat ini, Golden Energy memiliki tiga
konsesi pertambangan (KP) yang dikelola
tiga anak usaha. Pertama, PT Kuansing
Inti Makmur mengelola tambang batubara
di Jambi. Kedua, PT Trisula Kencana
Sakti mengelola tambang batubara di
Kalimantan Tengah. Ketiga, PT Borneo
Indobara mengelola tambang batubara di
Kalimantan Selatan.
Dari tiga KP tersebut, Golden Energy
memiliki jumlah cadangan total batubara
sebesar 664,9 juta ton. Adapun  jumlah
sumber daya batubara sebanyak 1,93
miliar ton.
Sayang, Corporate Secretary Dian
Swastika, Hermawan Tarjono, belum
bersedia mengungkapkan realisasi
produksi sepanjang tahun 2012.
Alasannya, perusahaan ini masih
menghitung realisasi produksi batubara
tahun lalu.
Sebagai gambaran, Hermawan
menyatakan, tahun lalu Dian Swastika
menetapkan target pendapatan sebesar
US$ 738,75 juta atau setara dengan Rp
7,08 triliun. Target tersebut naik 25% dari
pendapatan tahun 2011 yang senilai US$
591 juta. "Karena fluktuasi harga
batubara, saya rasa pendapatan Dian
Swastika tahun lalu tak jauh beda seperti
pendapatan 2011," ungkap dia, kemarin.
Siapkan akuisisi
Namun demikian, untuk tahun ini, Dian
Swastika menargetkan produksi batubara
lebih tinggi dari tahun 2012. "Kami
memprediksi bisa produksi 7 juta ton dan
pendapatan bisa naik 25%," kata dia.
Guna memacu produksi batubara, Golden
Energy menyiapkan akuisisi perusahaan
tambang batubara pemilik KP.
Perusahaan ini tengah mencari target
akuisisi.
Sebelumnya, Direktur Utama Golden
Energy, Fuganto Widjaja, mengungkapkan,
salah satu kriteria KP yang akan diakuisisi
harus memiliki cadangan di atas 20 juta
ton. "Ada satu sampai tiga calon KP
untuk akuisisi. Tapi kami belum yakin
karena harus sesuai dengan kriteria dan
menunggu waktu yang tepat," katanya.
Menurutnya, kriteria lain untuk KP yang
akan diakuisisi adalah memiliki batubara
dengan kadar kalori di atas 5.000 kilo
kalori per kilogram (kkal). Menurut
Fuganto, kriteria tersebut harus dipenuhi
karena tambang-tambang batubara milik
Golden Energy saat ini memiliki batubara
di bawah 5.000 kkal.
Seperti diketahui, sejauh ini kontribusi
pendapatan Dian Swastika disumbang
dari sektor pertambangan batubara, yakni
mencapai 75%. Sedangkan sisanya
merupakan pendapatan dari jualan listrik
ke industri dan perdagangan.
Anak usaha Dian Swastika yang lain,
yakni PT DSSP Power Sumsel kini tengah
memulai proyek pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Mulut Tambang di Banyuasin, Sumatera
Selatan. Hermawan menjelaskan, proyek
itu tengah masuk pengerjaan sipil berikut
uji tanah dan proses perizinan.
Untuk groundbreaking, PLTU berkapasitas
2x150 megawatt (MW) itu diperkirakan
akan dimulai pada semester I tahun ini.
Hermawan menyatakan, proyek ini akan
mulai beroperasi pada tahun 2015
mendatang. "Untuk pembangunannya
akan memakan waktu 2,5 tahun sampai 3
tahun," kata dia.
Proyek PLTU di Banyu Asin menelan biaya
hingga US$ 400 juta atau sekitar Rp 3,84
triliun. Sumber pendanaan untuk
pembangkit tersebut berasal dari kas
perusahaan ini serta pinjaman dari dari
China Development Bank sebesar US$
318 juta.
Hermawan mengungkapkan, Dian
Swastika juga telah meneken power
purchase agreement (PPA) dengan PT
PLN. Intinya, PLN akan membeli listrik
PLTU Banyuasin ini selama 25 tahun.
Editor : Fransina
Source : Kontan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar