info sangatta

info sangatta

Sabtu, 23 Februari 2013

Banjir Terparah setelah 12 Tahun 22.370 Jiwa Jadi Korban Banjir, Polisi Tetapkan Status Siaga

SANGATTA - Kondisi waswas menyelimuti
Sangatta, Kutai Timur (Kutim), malam tadi.
Banjir yang terus meninggi, ditambah
padamnya aliran listrik, membuat kawasan
pusat Kutim itu seperti kota mati.
Kecemasan sangat terasa di Sangatta Utara
dan Sangatta Selatan. Karena dua
kecamatan ini yang terparah dampak
banjirnya. Banjir ini adalah banjir terparah,
sejak kejadian yang sama terjadi pada 2001
silam, atau 12 tahun lalu.
Total 5 desa dan 1 kelurahan yang tersebar
di Sangatta Utara dan Sangatta Selatan,
menjadi korban banjir kali ini. Kejadian ini
mulai sudah terasa sejak Kamis (21/2), di
Kelurahan Teluk Lingga ketinggian air
nampak semata kaki. Awalnya warga
mengira hal tersebut bukan ancaman,
namun ternyata hingga berita ini
diturunkan debit air terus meninggi,
menenggelamkan lantai rumah mereka.
Diperkirakan setinggi semeter. Dikatakan
Camat Sangatta Utara Didi Herdiansyah, ia
sudah berkeliling ke tiga desa, di
antaranya Desa Swarga Bara, Sangatta
Utara, Singa Gembara. "Untuk Sangatta
Utara ada 3 desa terendam. Dan saya
sudah turunkan personel," kata Didi.
Menurutnya, faktor alam menjadi penyebab
banjir melanda Sangatta. Ketinggian air
diprediksi mencapai 1 meter lebih.
Khususnya mereka yang berada di
bantaran Sungai Sangatta. Pantauan media
ini, Kecamatan Sangatta Utara sebagian
besar diterjang banjir. Jalan utama Yos
Sudarso I hingga Yos Sudarso IV digenangi
air dengan ketinggian selutut. Tak ayal
sebagian motor mogok. Khususnya di
perumahan Kabo dan Mujur Jaya yang
berada persis di pinggir sungai. Didi
mengatakan, sejauh ini belum mendapat
kabar korban meninggal akibat banjir.
Terpisah, Ketua Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BDPD) Kutim Zainuddin
Aspan mengatakan, 60 persen Sangatta
dipastikan terendam. Data sementara yang
dikumpulkan, korban banjir di Kutai Timur
tercatat 5.793 kepala keluarga (KK) atau
22.370 jiwa. Dengan rincian Desa Sangatta
Selatan 1.250 KK atau 5.000 jiwa. Desa
Singa Geweh 1.631 KK atau 6.524 jiwa.
Dan Kecamatan Sangatta Utara terdiri dari
Desa Sangatta Utara sebanyak 2.764 KK.
Dijelaskan, puluhan personel disiagakan di
beberapa titik banjir parah seperti di Desa
Sangatta Selatan. Zainuddin berencana
menambah posko untuk membantu korban
banjir. Di lapangan, BPBD cukup aktif
bergerak. Berbekal perahu karet dan
dibantu Tagana dan Palang Merah
Indonesia (PMI), mereka terus menyusur
rumah warga.
Direncanakan akan ada bantuan dari BPBD
Kaltim. "Kami sudah ada komunikasi
dengan BPBD Provinsi Kaltim, ada bantuan
juga dari mereka," terangnya. Di lokasi lain,
Kepala Desa Sangatta Selatan Nursaim
mengatakan, lokasi desanya serta Singa
Geweh dianggap paling parah di antara
desa lainnya. Warga kebanyakan
mengungsi ke pos yang telah didirikan
pemerintah. Ketinggian banjir bahkan
hampir dua meter, persis di pinggir sungai.
Evakuasi warga pun berjalan cepat. Yang
paling dikhawatirkan, adanya warga lansia
yang tak kuat ketika dievakuasi. Apalagi
kondisi diperparah dengan padamnya
aliran listrik di Kecamatan Sangatta Selatan
dan Sangatta Utara. "Kawan-kawan
bergerak memantau perkembangan"
ujarnya. Sementara itu, Asisten IV Bagian
Kesejahteraan Rakyat Mugeni mengatakan,
pihaknya telah menerjunkan puluhan
personel untuk dibagi ke beberapa titik
lokasi banjir.
Tidak hanya itu, komunikasi dengan
Tagana dan BPBD juga dilakukan
mengingat banjir serupa pernah terjadi
2001 silam. "Ini pernah terjadi 2001 lalu tapi
baru sekarang terjadi lagi," terangnya.
Penyebabnya, masih kata dia, curah hujan
tinggi di Kutim. Ia mengaku diperintahkan
Bupati Isran Noor dan Wakil Bupati
Ardiansyah untuk mengecek ke lapangan.
"Besok (hari ini, Red) semua pejabat
datang ke lapangan," ucapnya.
Terkait bantuan logistik, dia mengaku
sudah memerintahkan anggota menyebar
makanan. Dapur umum juga disediakan di
titik-titik evakuasi korban banjir.
Menurutnya, beberapa hari terakhir, curah
hujan di Sangatta dan hulu terus
meningkat. Sedangkan di muara air ikut
pasang. Ini yang diduga membuat air
meluber ke Sangatta.
Kasubag Humas Polres Kutim AKP Ketut
Cakri mengatakan, sampai tiga hari ke
depan petugas kepolisian akan berjaga.
"Kami nyatakan Sangatta dalam status
siaga," imbuhnya. Menurutnya, tenda
kepolisian sudah dipasang dan siap
mengantisipasi sekaligus membantu para
warga. Ketua komisi II Dewan Kutim Agus
Aras yang ditemui media ini di rumahnya
menjelaskan, penyempitan Sungai
Sangatta ikut menjadi penyebab banjir
besar.
Meski pernah disodet namun dampaknya
tak signifikan. Sedangkan debit air terus
memuncak. Ia berharap pemerintah segera
mengeruk Sungai Sangatta untuk
mengantisipasi hal serupa. "Harus segera
dikeruk dan dikerjakan," terangnya. (ede/
che)
Kaltimpost

Tidak ada komentar:

Posting Komentar