info sangatta

info sangatta

Sabtu, 23 Februari 2013

Korban Banjir di Kutai Timur Berharap Dapat Bantuan

TRIBUNNEWS.COM, SANGATTA - Kondisi
banjir periodik relatif sering dialami warga
Sangatta Selatan, terutama yang
berdomisili di tepi sungai. Namun kondisi
terisolir mau tidak mau menimbulkan
kekecewaan dari warga yang sering
mengalami kondisi ini.
"Kondisinya selalu begini kalau banjir,
warga jadi terisolir. Mau lewat jembatan
Kampung Kajang dan Jalan HM Ardans
sama-sama terjebak banjir. Mau lewat
ponton berbahaya. Mau lewat jalan
Pertamina jauh dan beberapa titik juga
banjir. Kami sangat kesulitan dengan
kondisi ini," kata seorang warga, Sabtu
(23/2/2013).
Karena itu, yang diperlukan saat ini, selain
melakukan normalisasi sungai dan
pengerukan sedimentasi, adalah
pembangunan jembatan yang representatif.
"Sudah saatnya dibangun jembatan. Ini
sudah tahun 2012. APBD Kutim Rp 3 triliun,
mengapa begitu sulit membangun
jembatan untuk warga," kata dia.
Warga tersebut merasa geram karena harus
naik ponton bertahun-tahun untuk
menyeberangi sungai yang lebarnya hanya
sekitar 30 meter.
"Pemerintah harus tegas. Jangan
korbankan belasan ribu warga hanya untuk
beberapa orang. Harus ada solusi terpadu.
Sudah 13 tahun kabupaten ini berdiri,
masak kami yang tinggal di ibukota Kutim
harus terus naik ponton," katanya.
Pada sisi lain, para korban banjir juga
mengharapkan kesigapan pemerintah
dalam memberikan bantuan.
"Kami berterima kasih sudah dibantu mie
instan. Tapi di mana kami mau
memasaknya? Yang mendesak adalah
makanan siap santap seperti nasi
bungkus," katanya.
Catatan Tribun, bantuan yang disalurkan di
Desa Sangatta Selatan antara lain bantuan
PT Pertamina EP Field Sangatta berupa 600
dus mie instant dan dari Ketua PKK Kutim,
Hj Noorbaiti Isran, 1.500 dus mie instan.
Bantuan tersebut disalurkan kepada warga
dengan pola 1 dus per KK.
"Untuk desa Sangatta Selatan, bantuan
disalurkan kepada warga RT 2 Masabang
86 KK, RT 5 Gunung Teknik 60 KK, RT 2
Gunung Teknik 100 KK," kata staf
Pemerintah Desa Sangatta Selatan, Asri dan
Salim, Sabtu (23/2/2013) malam.
Bantuan juga disalurkan ke RT 1 Danau
Raya (Pinang Mas) 50 KK, RT 3 Pinang Mas
60 KK, RT 2 90 KK, RT 4 Gunung Teknik 70
KK, RT 2 Gunung Karet 15 KK, RT 3 Pasar
Raya 80 KK, RT 2 Pasar Raya 53 KK, RT 7
Dusun Gunung Teknik, juga beberapadaq
RT lainnya yang menjadi 'langganan
banjir'.
Harapan warga untuk dibangunkan
jembatan mendapat dukungan dari
pengamat sosial Kutim, Abu Faqih. Ia
menilai aspirasi warga dan rencana
Pemerintah Desa Sangatta Selatan untuk
membangun jembatan di sentra kawasan
Sangatta Selatan penting untuk
mengurangi kesenjangan atau disparitas
pembangunan.
"Pertanyaan besarnya, sampai kapan
Sangatta Selatan terus bertahan begini di
tengah arus dan semangat modernisasi?
Merupakan hal yang konyol bila di Kutim
yang memiliki APBD lebih dari Rp 3 triliun,
masih banyak masyarakat ibukotanya yang
sangat tergantung pada rakit
penyeberangan sungai," katanya.
Selain itu, disparitas pembangunan
Sangatta Utara dan Sangatta Selatan
dinilainya tidak wajar.
"Sangatta Selatan jauh tertinggal, padahal
kecamatan ini juga bagian dari ibukota
Kutai Timur," katanya. Satu-satunya sarana
yang dinilainya menghidupkan kawasan
adalah pasar.
Namun karena sarana transportasi masih
mengandalkan rakit ponton, akses menuju
pasar juga menjadi terbatasi.
"Saya meyakini banyak sektor yang akan
bergeliat ketika jembatan itu ada. Seperti
adanya rute angkot maupun pengurangan
kepadatan arus kendaraan di Sangatta
Utara. Selain itu akan muncul kreativitas
ekonomi baru dari masyarakat," katanya.
Ia optimistis para pemilik rakit juga akan
memiliki kreatifitas ekonomi baru.
Pernyataan ini senada dengan proyeksi
Kades Sangatta Selatan bahwa para pemilik
usaha rakit harus dicarikan alternatif solusi
bilamana pembangunan jembatan jadi
dilaksanakan.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered

Tidak ada komentar:

Posting Komentar