info sangatta

info sangatta

Rabu, 13 Maret 2013

Jajaki Sumber Air dari Bekas Tambang

SANGATTA. Hingga saat ini Sungai
Sangatta masih menjadi sumber satu-
satunya air baku untuk PDAM Kutim.
Akibatnya, jika air keruh, PDAM kesulitan
mengolahnya. Dengan masalah ini, PDAM
butuh alternatif sumber air baku baru.
Direktur PDAM Tirta Tuah Benua, Kutim, Aji
Mirni Mawarni mengakui bahwa pihaknya
masih bergantung pada Sungai Sangatta
sebagai sumber air baku. Karena itu, untuk
jangka panjang PDAM membutuhkan
sumber air baku alternatif. Sejumlah
alternatif yang sedang dijajaki antara lain
seperti air tanah dari sumur bor, dan
sumber air dari danau bekas tambang batu
bara.
Dinyatakannya, ketersediaan air tanah
memang tak menjamin bisa memenuhi
kebutuhan PDAM.
“Saya tidak bisa menjamin jumlahnya
mencukupi, bahkan mungkin kualitasnya
juga kurang baik. Harus ada feasibility
study (studi kelayakan, Red) dulu," kata
Mawar, sapaan akrab Aji Mirni Mawarni.
Dipaparkan Mawar, di bawah permukaan
tanah Kutim banyak mengandung batu
bara. Ini yang membuat kualitas air bawah
tanah kurang baik. Ditambah dengan
kondisi air permukaan yang kurang bagus
lantaran adanya aktivitas pertambangan di
sepanjang sisi sungai.
"Kami berharap kepada perusahaan
tambang yang beroperasi di sepanjang
sungai, agar meningkatkan kesadaran
bahwa sungai ini menjadi tumpuan air
baku warga Kutim. Kami meminta
perusahaan tambang agar menyadari
bahwa sumber air baku di Sangatta dari
sungai ini saja. Sehingga mereka turut
menjaga kualitas air," katanya.
Sementara itu, berbeda dengan penjajakan
air bawah tanah, air danau di lahan bekas
galian tambang lebih diseriusi. Titik yang
paling memungkinkan dan memiliki air
cukup bersih adalah kolam di Kabo. Karena
merupakan bekas tambang sejak 19 tahun
lalu. Sedangkan daerah di sekitarnya juga
telah direboisasi, sehingga air dalam kolam
ini dianggap layak konsumsi.
“Kami fokus untuk waduk Kabo ini, karena
memang sangat dekat dengan IPA
(Instalasi Pengolahan Air, Red) PDAM di
Kabo. Pembicaraan dengan perusahaan
tambang untuk penggunaan air tersebut
sedang dilakukan intensif. Kalau air waduk
ini yang digunakan, biaya operasionalnya
sangat kecil, karena dekat dan bersih,”
jelas Mawar.
Sementara itu, M Hidayat, salah seorang
anggota Badan Pengawas PDAM Kutim
juga berpendapat jika saat ini PDAM Kutim
harus menjajaki sumber air baku alternatif.
Sumber dimaksud antara lain adalah air
tanah, juga air dari polder Jl Dayung.
“Sumber air PDAM alternatif memang perlu
dijajaki agar tidak hanya mengandalkan air
sungai, yang sewaktu-waktu surut, atau
keruh,” katanya. (jn/lee)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar