info sangatta

info sangatta

Selasa, 25 Desember 2012

Untuk Korban Tsunami 2004

Banda Aceh (ANTARA News) - Para
wartawan Aceh dari berbagai media baik
cetak maupun elektronik menggelar zikir
dan doa bersama untuk para korban
gempa dan tsunami 26 Desember 2004 di
Banda Aceh, Selasa malam.
Doa yang berlangsung di aula gedung
PWI Aceh itu dipimpin Tgk Husen yang
turut dihadiri anggota Komisi-8 DPR RI
Nasir Jamil, Ketua PWI Aceh Tarmilin
Usman, Ketua AJI Banda Aceh Maimun,
Ketua IJTI Aceh Didik dan pejabat
setempat.
Ketua PWI Tarmilin menyatakan musibah
dahsyat yang terjadi delapan tahun lalu
itu selain menimpa masyarakat, juga
menimpa para wartawan yang pada saat
itu ada yang sedang melaksanakan tugas
jurnalistik pascagempa.
Oleh karenanya, setiap tanggal 26
Desember, musibah yang menewaskan
sekitar 200 ribu jiwa itu selalu diperingati
masyarakat termasuk wartawan untuk
mengenang teman-teman mereka yang
menjadi korban, katanya.
Sementara itu, Nasir Jamil juga
menyatakan, meskipun sudah delapan
tahun berlalu, namun musibah tersebut
sepertinya tidak bisa dilupakan.
"Mungkin orang-orang yang selamat dari
musibah tersebut masih ingat dimana
lokasi-lokasi bergelimpangan korban
tsunami yang sudah tidak berjawa lagi,"
ujarnya mengenang.
Ia juga mengisahkan bagaimana
sedihnya pada kejadian delapan tahun
lalu itu, dimana ada korban yang selamat
tapi kondisinya sangat memprihatinkan.
"Kita yang selamat dan masih diberi
umur panjang ini agar menjadi pelajaran
yang besar atas musibah tersebut dengan
lebih meningkatkan ketaqwaan kita
terhadap Allah SWT," katanya.
Peringatan delapan tahun tsunami juga
diperingati masyarakat, khususnya di
daerah-daerah bekas terkena musibah
dengan menggelar doa dan zikir di
masjid dan meunasah, sejak dua hari lalu
hingga Rabu (26/12) malam.
Selain itu, sejumlah komunitas
masyarakat juga melaksanakan berbagai
kegiatan untuk mengenang musibah
tersebut, antara lain Komunitas Audio
Visual yang menggelar peluncuran film
dokumenter "Nyanyian 1907".
Film tersebut sebagai wujud kampanye
sadar bencana serta menafsirkan kembali
apa-apa yang telah dilakukan dan terjadi
dimasa lalu dan mempelajarinya untuk
masa sekarang.
Selain itu, pendidikan kesiapsiagaan
bencana harus terus digulirkan kepada
masyarakat termasuk melalui media
kreatif. Hal ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara salah satunya melalui
media film, mengajak masyarakat sadar
bencana, terutama generasi dimasa yang
datang, kata Ketua penyelenggara
Khawaled.
Selanjutnya, fotografer Bedu Saini juga
menggelar pameran tunggal
menampilkan sejumlah foto karyanya
yang menggambarkan kedahsyatan
bencana gempa bumi dan tsunami di
kawasan pelabuhan Malahayati, Krung
Raya, Kabupaten Aceh Besar, Rabu
(26/12).
Bedu menyatakan dirinya akan
menampilkan 34 foto saat terjadi
musibah dan masa tanggap darurat.
(KR-IRW/H011)
Editor: Tasrief Tarmizi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar