info sangatta

info sangatta

Jumat, 28 Desember 2012

Pengembangan Aren Genjah Diutamakan

SANGATTA. Pemprov Kaltim terlihat
serius mengembangkan Aren Genjah di
Kutim. Hal ini karena dari semua
komoditas, Aren Genjah mendapat
suntikan dana pengembangan yang
paling besar dari sekian komoditas
holtikultura yang ada di wilayah ini.
Bahkan, melebihi dana pengembangan
sawit dan beberapa komoditas lainnya
yang hanya Rp 1,5 miliar. Dana
pengembangan tanaman Aren Genjah
yang disuntikkan Pemprov Kaltim untuk
Dinas Perkembunan Kutim senilai Rp 2
miliar.
Kadis Perkebunan Kutim Ahmadi
Baharuddin beberapa waktu lalu
mengakui, dinas yang dipimpinnya akan
mengurangi dana Pengembangan Sawit
2013. Selain itu melakukan diversifikasi
pertanian dengan mewajibkan petani
minimal memiliki dua komoditas
tanaman. Hal ini dimaksudkan agar
saling mendukung sehingga petani tetap
memiliki komoditi unggulan jika satu
komoditi turun harga.
"Kita kan dagang. Satu komoditi turun
harga, maka yang lain masih baik. Jadi
lebih banyak komiditi pasti lebih bagus
karena saling mengisi," jelas Kepala
Dinas Perkebunan Kutim Ahmadi
Baharuddin beberapa waktu lalu.
Disebutkan, petani diarahkan untuk selain
menanan sawit, yang selama ini banyak
dikejar petani, juga bisa menanam
tanaman karet, atau tanaman lainnya
yang punnya prospek ekonomi yang
bagus seperti tanaman Karet, Kakao,
Aren Genja Kenaf dan lainnya. Tapi
tanaman yang sangat menjanjikan di
Kutim adalah Aren Genjah, yang secara
nasional memang sudah dinyatakan
sebagai komoditas unggulan Kutim.
Keunggulan aren karena tanaman ini
dapat digunakan sebagai tanaman
konservasi hutan, yang memiliki banyak
manfaat, terutama untuk gula merah dan
berbagai produk olahan lainnya.
Apalagi, varietas tanaman Aren Genjah
yang dikembangkan di daerah Kandolo,
Kutim sudah resmi menjadi varietas
unggul nasional, setelah melalui
pengujian Aren Genjah yang
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Perkebunan Direktur Tanaman Keras,
beberapa waktu lalu.
"Setelah dilakukan penelitian, Aren
Genjah Kutim berbeda dengan daerah lain
dan memiliki beberapa keunggulan.
Keunggulan tersebut antara lain umur
berproduksi lebih cepat, kandungan gula
yang tinggi, buah yang lebat, dan
ketinggian pohon yang relatif lebih
rendah," jelasnya.
Umur berproduksinya cepat, yaitu sekitar
5 tahun. Sedangkan jenis aren lain
hingga 10 tahun. Kandungan gulanya
lebih tinggi atau di atas standar.
Ketinggian dari tanah sekitar 2,5 meter.
Sedangkan jenis lain sekitar 8 meter.
Selain itu buahnya juga lebih lebih lebat.
Sehingga potensial menjadi sumber
bahan tanam dalam skala luas. Dalam 1
mayang diperkirakan bisa menjadi bahan
tanam untuk 12 hektare.
Menurutnya, pengembangan Aren Genjah
akan mendukung pengembangan
ketahanan pangan dan penguatan sektor
agribisnis. Khusus untuk Kutim, ia menilai
akan menjadi bukti bahwa Kutim tak
hanya mengandalkan sawit dan karet
sebagai komoditi perkebunan.
Pengembangan varietas Aren Genjah
terus dilakukan secara intensif sejak
tahun 2009, melalui kerjasama Disbun
Kutim dan Balitka Manado. Pada 15
Maret 2011, varietas ini sudah
didaftarkan di Pusat Perlindungan
Varietas Tanaman di Dirjenbun sebagai
hak paten Kutai Timur. (jn/agi)

1 komentar:

  1. Sejauh mana perkembangan perkebunan aren di kutim..? Bagaimana tindak lanjut pihak yg berwenang mengenai hasil panen air aren tsb.? Apakah sdh dikelola dengan teknologi yg memadai..? Sebenarnya saya sangat tertarik.. dan dmn almat yg bisa saya tuju untuk survei langsung di kandolo.. mohon infonya.. terima kasih

    BalasHapus