info sangatta

info sangatta

Kamis, 13 Desember 2012

Ilmuwan Ungkap Banjir Besar di Masa Nabi Nuh

Cerita Nabi Nuh
dan banjir besar merupakan kisah
paling terkenal yang bersumber dari
kitab suci, baik agama Yahudi, Nasrani,
juga Islam. Tapi kemudian, ahli
arkeologi bawah air mengungkap
bahwa mereka berhasil membuktikan
kisah Nuh dan banjir besar itu.
Robert Ballard, ahli arkeologi bawah
air yang sudah dikenal dunia,
mengaku timnya telah menelusuri
kedalaman Laut Hitam di sekitar
Turki. Ini dilakukan untuk mencari
bekas peradaban yang tersimpan di
dasar laut, yang terpendam sejak masa
Nabi Nuh.
Mengutip laman ABC News, selama ini
Ballard memiliki rekam jejak untuk
berhasil menemukan hal-hal yang
dianggap mustahil. Pada 1985, dengan
menggunakan robot yang dilengkapi
pengendali jarak jauh, Ballard dan
timnya menelusuri sisa reruntuhan
Titanic.
Sekarang Ballard pun menggunakan
teknologi robotik yang lebih canggih
untuk mencari jejak Nabi Nuh.
Menurut dia, dunia pada 12.000 tahun
lalu terselimuti es. Namun, dia tetap
berusaha mencari jejak Nabi Nuh.
Menurut Ballard, Laut Hitam dulu
merupakan danau air tawar yang
dikelilingi kawasan pertanian. Tapi,
kemudian gletser mencair pada saat
temperatur Bumi semakin
menghangat pada 5600 SM, yang
mengakibatkan terbentuknya sejumlah
lautan.
Inilah yang mengakibatkan terjadinya
banjir besar di sebagian besar
kawasan dunia. Air itu kemudian
mengalir melalui Selat Bosporus dari
Turki, untuk kemudian menuju Laut
Hitam.
“Kami bicara tentang banjir di sejarah
hidup manusia. Pertanyaannya
adalah, apakah ada induk dari semua
banjir yang terjadi saat itu?” tutur
Ballard.
Penelitian Ballard ini dilakukan
mengikuti kajian yang dilakukan
William Ryan dan Walter Pitman.
Mereka menggambar bukti arkeologi
dan antropologi, yang menyebut “10
kubik mil air dituangkan setiap hari”,
yang terjadi selama 300 hari.
Menurut Ryan dan Pittman, lebih dari
60.000 mil persegi daratan terendam
banjir. Lalu, permukaan air danau
meningkat hingga ratusan kaki, dan
memicu migrasi massal hewan-hewan
di seluruh Eropa. Kekuatan air
sebesar 200 kali air terjun Niagara ini
kemudian menyapu seluruh
permukaan daratan. Karena itu, danau
tersebut pun kemudian berubah
menjadi air asin.
Para ilmuwan ini pun mengaku telah
melakukan penanggalan karbon dan
penggambaran sonar, untuk
membuktikan bencana banjir Nuh itu.
“Kami ke sana untuk mencari banjir,”
ucap Ballard. “Tidak hanya bergerak
secara perlahan, yang menyebabkan
meningkatnya air laut. Tapi, juga
banjir besar yang kemudian menutup
daratan,” kata Ballard.
Tim ini pun mengklaim telah
menemukan garis pantai purba yang
dipercaya sebagai bukti kisah Nuh itu.
Dengan penanggalan karbon terhadap
kerang yang ditemukan, maka pantai
itu diperkirakan berasal dari 5000 SM.
Tapi, Ballard mengaku kesulitan untuk
menemukan bahtera Nuh. Ballard
hanya mengaku memiliki
kemungkinan untuk menemukan
masyarakat yang tersapu banjir pada
7000 tahun lalu itu.
“Sepertinya bodoh untuk berpikir bisa
menemukan bahtera itu,” ucapnya.
“Tapi apakah bisa menemukan
masyarakat yang pernah hidup di situ?
Apakah bisa menemukan
perkampungan yang sekarang berada
di bawah laut? Jawabannya tentu saja
‘ya’,” tutur Ballard.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar